fbpx

Mengapa Banyak Bisnis Keluarga di Indonesia yang Tidak Bertahan Lama?

Connect Blog

Bisnis keluarga merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Diperkirakan, 70% bisnis di Indonesia adalah bisnis keluarga. Namun, ironisnya, banyak bisnis keluarga yang tidak mampu bertahan lama dan gulung tikar.

Riset dari Ward (2011) menemukan bahwa hanya 13% bisnis keluarga di Indonesia yang mampu bertahan dan berkembang hingga generasi ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang menyebabkan bisnis keluarga di Indonesia rentan terhadap kegagalan.

<a href=”https://www.freepik.com/free-photo/cheerful-business-team_6802104.htm#fromView=search&page=1&position=28&uuid=3e3ac2d3-d651-4d5d-aad6-33179543a3f5″>Image by pressfoto on Freepik</a>

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan banyak bisnis keluarga di Indonesia tidak bisa bertahan lama:

1. Kurangnya Perencanaan Suksesi yang Jelas:

Perencanaan suksesi merupakan proses peralihan kepemimpinan dan pengelolaan bisnis dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tanpa perencanaan suksesi yang jelas, bisnis keluarga dapat mengalami kekacauan dan perpecahan saat terjadi pergantian kepemimpinan. Hal ini dapat berakibat pada penurunan kinerja dan kegagalan bisnis.

2. Kurangnya Profesionalisme dalam Manajemen:

Banyak bisnis keluarga dikelola secara tradisional dan informal, tanpa struktur organisasi dan manajemen yang profesional. Hal ini dapat menyebabkan inefisiensi, pengambilan keputusan yang tidak tepat, dan kurangnya akuntabilitas.

3. Kurangnya Inovasi dan Adaptasi:

Dunia bisnis terus berkembang dengan pesat. Bisnis yang tidak mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman akan tertinggal dan kalah bersaing. Banyak bisnis keluarga di Indonesia yang terjebak dalam pola pikir tradisional dan tidak mau beradaptasi dengan teknologi dan tren baru.

4. Konflik Keluarga:

Bisnis keluarga sering kali diwarnai dengan konflik keluarga, seperti perebutan kekuasaan, perbedaan pendapat, dan kecemburuan antar anggota keluarga. Konflik ini dapat mengganggu fokus dan kinerja bisnis, dan pada akhirnya dapat berakibat pada kegagalan bisnis.

5. Kurangnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik:

Tata kelola perusahaan yang baik sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional dan akuntabilitas bisnis. Banyak bisnis keluarga di Indonesia yang tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik, sehingga rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.

Sumber Daya Tambahan:

Kesimpulan:

Bisnis keluarga di Indonesia memiliki banyak potensi untuk berkembang dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Namun, banyak bisnis keluarga yang gagal karena berbagai faktor seperti kurangnya perencanaan suksesi, profesionalisme, inovasi, dan tata kelola perusahaan yang baik.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan bisnis keluarga, diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalisme manajemen, mendorong inovasi, membangun tata kelola perusahaan yang baik, dan menyelesaikan konflik keluarga secara konstruktif. Dengan demikian, bisnis keluarga di Indonesia dapat menjadi pilar ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Bagaimana bisnis keluarga bisa bertahan di era digital? Berikut strateginya bit.ly/MC-Juli24

Related Posts

No results found.

Menu