Sebelum Ignasius Jonan menakhodai PT Kereta Api Indonesia (KAI), gambaran transportasi massal berbasis rel di negeri ini lekat dengan kesan suram. Gerbong kumuh, jadwal amburadul, calo berkeliaran, dan tingkat keselamatan yang memprihatinkan adalah narasi sehari-hari yang menguasai hingga masyarakat pun enggan menggunakannya. Kereta api kala itu lebih sering menjadi pilihan terakhir. Masyarakat lebih memilih moda transportasi lain, meskipun harus merogoh kocek lebih dalam dan memakan waktu lebih lama. PT KAI sendiri kala itu bagai kapal karam, terus merugi dan terlilit berbagai persoalan internal yang mengakar.
Namun, angin perubahan mulai terlihat ketika Ignasius Jonan ditunjuk sebagai Direktur Utama PT KAI pada tahun 2009. Dengan latar belakang profesional yang kuat dan gaya kepemimpinan yang tegas, Jonan langsung tancap gas melakukan pembenahan revolusioner. Langkah pertamanya adalah penertiban internal yang radikal. Ia memberantas praktik percaloan yang merajalela dengan sistem tiket online yang transparan dan akuntabel. Pintu stasiun dijaga ketat, hanya penumpang dengan tiket yang sah diperbolehkan masuk. Budaya pungli dan korupsi secara bertahap diberantas dengan sistem pengawasan yang lebih ketat.
Tak hanya penertiban, Jonan juga fokus pada peningkatan kualitas layanan. Gerbong-gerbong kereta secara bertahap diremajakan dan dibersihkan. Toilet yang dulunya menjadi momok kini menjadi layak pakai. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta dibuat lebih disiplin dan transparan. Informasi mengenai perjalanan kereta api mudah diakses melalui berbagai platform. Kenyamanan penumpang menjadi prioritas utama, mulai dari ketersediaan pendingin udara hingga kebersihan lingkungan stasiun.
Langkah krusial lainnya adalah fokus pada keselamatan. Jonan menerapkan standar operasional yang lebih ketat, melakukan perbaikan infrastruktur secara bertahap, dan meningkatkan pengawasan terhadap masinis serta petugas lapangan. Hasilnya, angka kecelakaan kereta api menurun secara signifikan, mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan moda transportasi ini.
Transformasi yang dilakukan Jonan tidak hanya mengubah wajah fisik dan operasional kereta api, tetapi juga mengubah citra PT KAI secara keseluruhan di mata masyarakat Indonesia khususnya. Dari perusahaan yang merugi ratusan miliar rupiah, PT KAI berhasil mencatatkan keuntungan yang fantastis. Pada tahun 2014, sebelum Jonan diangkat menjadi Menteri Perhubungan, PT KAI berhasil membukukan laba bersih lebih dari Rp 1 triliun. Kereta api yang dulunya dipandang sebelah mata, kini menjelma menjadi transportasi publik favorit masyarakat, terutama untuk perjalanan antar kota. Tingkat keterisian penumpang meningkat drastis, dan kereta api menjadi pilihan utama yang nyaman, aman, dan terjangkau.
Lantas, pelajaran berharga apa yang dapat dipetik para pebisnis dari kepemimpinan Ignasius Jonan di PT KAI? Setidaknya ada beberapa poin krusial:
- Kepemimpinan yang Tegas dan Visioner: Jonan memiliki visi yang jelas untuk mengubah kereta api Indonesia menjadi transportasi kelas dunia dan ia tidak ragu untuk mengambil keputusan sulit demi mencapai visi tersebut. Ketegasan dalam memberantas praktik buruk dan menegakkan aturan menjadi kunci keberhasilannya.
- Fokus pada Pelanggan: Jonan menempatkan kenyamanan dan keselamatan penumpang sebagai prioritas utama. Ia memahami bahwa kepercayaan pelanggan adalah aset terbesar perusahaan.
- Penertiban dan Tata Kelola yang Baik: Memberantas korupsi, pungli, dan praktik tidak efisien adalah langkah fundamental untuk membangun perusahaan yang sehat dan kredibel. Sistem yang transparan dan akuntabel menjadi fondasi yang kuat.
- Peningkatan Kualitas Layanan Secara Konsisten: Perbaikan tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Jonan melakukan pembenahan secara menyeluruh dan berkelanjutan, mulai dari hal terkecil seperti kebersihan toilet hingga hal krusial seperti keselamatan operasional.
- Komunikasi yang Efektif: Meskipun dikenal tegas, Jonan juga mampu mengkomunikasikan visi dan perubahan yang diinginkannya kepada seluruh jajaran karyawan dan masyarakat.
Kisah transformasi PT KAI di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan adalah bukti nyata bahwa dengan kepemimpinan yang kuat, visi yang jelas, dan eksekusi yang tegas, sebuah organisasi yang terpuruk pun mampu bangkit dan menjadi kebanggaan. Para pebisnis dapat belajar banyak dari keberanian Jonan dalam mengambil risiko, fokus pada pelanggan, dan melakukan perubahan fundamental untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. Dari rongsokan menjadi primadona, itulah warisan Jonan bagi perkeretaapian Indonesia, sebuah pelajaran bisnis yang tak ternilai harganya.