fbpx

Miskomunikasi dalam Dunia Kerja: Mengapa Bisa Terjadi & Bagaimana Mengatasinya

Miskomunikasi dalam Dunia Kerja: Mengapa Bisa Terjadi & Bagaimana Mengatasinya

Pernahkan Anda mengalami miskomunikasi? Hal yang Anda ingin sampaikan sebenarnya “A” akan tetapi yang ditangkap lawan bicara adalah “B”. Saya yakin Anda pasti pernah mengalaminya entah itu dalam dunia kerja ataupun dalam hidup sehari-hari.

Mari dalam artikel kali ini kita pelajari sebab hal ini bisa terjadi (dan cara mengatasinya)!

Untuk mengetahui mengapa miskomunikasi bisa terjadi, pertama – tama Anda harus mengerti konsep 4 channel komunikasi terlebih dahulu.

Sadar ataupun tidak, setiap kali kita berkomunikasi pasti kita akan menyampaikan 4 hal yang ada di atas. Berikut penjelasan masing – masing channel yang ada.

1) Content

Konten adalah arti harafiah (apa adanya) dari perkataan yang Anda ucapkan. Ketika Anda menguasai suatu bahasa, otomatis Anda akan menangkap maknanya secara langsung – tidak ada lagi yang perlu ditafsirkan.

Sebagai contoh, jikalau profesi Anda adalah seorang sekretaris dan boss mendekati Anda sambil berkata “Dinda, hari Senin saya sudah pergi ke Jakarta ya!”

Jika dilihat dari segi konten, berarti perkataan tersebut artinya – hari Senin boss akan pergi ke Jakarta. Dari empat channel komunikasi, bagian inilah yang paling mudah ditangkap oleh lawan bicara. Mereka tidak perlu lagi menebak-nebak maksudnya.

Akan tetapi dalam komunikasi, ini bukanlah satu-satunya cara menyampaikan maksud kita, berikut adalah channel-channel lainnya.

2) Meta

Meta adalah arti dari sebuah perkataan setelah diberikan konteks yang berlaku saat itu. Untuk bisa mengartikan meta (maksud sebenarnya, seringkali tersembunyi / tidak terucap) maka Anda harus mengerti konteks percakapan saat itu.

Dengan menggunakan contoh yang sama dan diaplikasikan pada konteksnya bisa jadi yang dimaksud si boss dengan perkataan “Hari Senin dia akan ke Jakarta” adalah:

  • Tolong dicek segala sesuatu tentang jadwal, pesawat atau hotel dia di Jakarta, sudah beres atau belum.
  • Segala pekerjaan atau persetujuan yang membutuhkan si boss secara langsung tolong diselesaikan sebelum hari Senin

Di sinilah pentingnya kita bisa mengenali dan mengerti konteks yang berlaku saat itu. Jikalau pun ada ketidakjelasan siap-siaplah untuk mengklarifikasi dan bertanya.

3) Emotion

Dalam mengutarakan sesuatu kita juga mengungkapkan emosi yang ada dalam diri. Komunikator yang jago akan sensitif menangkap emosi yang dikeluarkan bersama dengan kata-kata sehingga bisa menebak maksud sesungguhnya.

Misalnya saja Anda sedang pulang ke rumah dari bekerja dan berkata pada istri Bagaimana kabarnya hari ini?”

Jikalau istri Anda merespon dengan berkata “BAIK-BAIK SAJA!” dengan suara keras dan nada meninggi, tentunya Anda bisa menangkap bahwa apa yang dia katakan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Sebaiknya Anda bertanya dan menggali lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi.

Tips: kita bisa mengenali emosi dengan juga memperhatikan intonasi suara lawan bicara

4) Status

Cara Anda berbicara tanpa sadar juga akan mengkomunikasikan status Anda. Gaya komunikasi ketika menghadapi satu orang pasti berbeda dengan ketika menghadapi orang lain.

Contohnya saja cara Anda berbicara dengan atasan pasti berbeda dengan cara Anda berbicara dengan rekan kerja. Dan akan berbeda lagi ketika berbicara dengan pembantu rumah tangga Anda.

Seorang komunikator yang baik akan bisa dengan cepat menyesuaikan gaya komunikasi-nya dengan berbagai macam tipe orang yang berbeda. Atau dengan kata lain dia bisa berkomunikasi dengan fleksibel.

Bagaimana Menghindari Miskomunikasi

Jikalau sama sekali tidak terjadi miskomunikasi, saya kira susah untuk benar-benar merealisasikannya. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan adanya miskomunikasi. Berbekal pengetahuan dari 4 channel komunikasi di atas, berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan:

Bagi si pengirim pesan

  • Sedapat mungkin komunikasikan apa yang Anda maksudkan secara langsung (menggunakan content / channel yang pertama) sehingga orang lebih mudah mengartikan
  • Mintalah feedback / klarifikasi dari lawan bicara sehingga Anda bisa memastikan pesan Anda ditangkap dengan benar

Bagi si penerima pesan

  • Sadari bahwa dalam komunikasi kita juga harus membaca konteks, emosi dan status dari lawan bicara. Jangan hanya mengartikan secara harafiah saja
  • Jikalau ada hal yang Anda ragukan segeralah klarifikasi atau bertanya sehingga tidak salah tangkap

Jadi itu tadi artikel singkat tentang bagaimana miskomunikasi bisa terjadi (dan cara mengatasinya). Harapan saya dengan artikel singkat ini Anda bisa menjadi komunikator yang lebih baik.

Related Posts

No results found.

Menu