fbpx

Financial Audit Strategy in Holding Company

Artikel Bisnis

Hans Christian Manoe adalah Group Corporate Controller dari PT ABM Investama Tbk, Holding Company (ABM). Sebagai seorang Controller, beliau sangat aktif terlibat dalam menyusun Strategi ABM untuk meningkatkan nilai kompetitif (leverage competitive advantage) dari anak-anak usaha yang ada (subsidiaries) dan alokasi sumber daya (resource allocation) di dalam ABM Group. Dalam Connectpedia Conference 2020, beliau berbagi mengenai pentingnya internal audit dan bagaimana kita mengubah mindset untuk menjadi lebih baik.

Beliau mengatakan bahwa sebuah perusahaan harus memiliki visi, misi, dan dampak sosial bagi sekitarnya. Core value dan Leadership traits sebuah perusahaan menjadi penting untuk mendorong setiap anggota perusahaan menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat saling bersinergi. Didukung dengan strategi yang efektif dan efisien akan membentuk dasar sebuah perusahaan yang kuat. Beliau menceritakan bahwa PT. ABM Investama Tbk. merupakan perusahaan yang tidak bergerak sendirian. Di tengah pandemi saat ini, industri batu bara sedang mengalami kesulitan. Namun, karena perusahaan ini tidak bergerak sendiri melainkan bersinergi dengan berbagai perusahaan dalam prosesnya, kesulitan ini bisa ditangani dan perusahaan tetap bisa berjalan dengan normal. Satu hal yang beliau highlight adalah dalam membuat dan menjalankan strategi, baik dalam bentuk bersinergi dengan perusahaan lain ataupun strategi perusahaan secara individu, jangan mudah menyerah. Setiap perusahaan harus bisa menemukan strategi masing-masing yang sesuai dengan karakter perusahaan tersebut. Namun, apapun strateginya, tetap memerlukan waktu untuk bisa mendapatkan hasilnya. Diperlukan kesabaran, perhitungan, dan ketekunan di dalamnya.

Sebagai Corporate Controller, salah satu hal yang dilakukan oleh beliau adalah mengaudit setiap proses yang terjadi dalam perusahaan. Seorang internal audit bertugas untuk menjaga corporate value dan meningkatkan value yang diberikan. Karena itu, internal audit harus bisa mengontrol resiko terutama resiko yang memiliki dampak terhadap financial statement. Dalam proses ini, diperlukan kontrol internal yang efektif. Beliau mengatakan, dalam strategi finansial audit, kita bisa membaginya dalam tiga golongan. Hal ini berguna untuk memilah dan mengetahui seberapa besar dampak resikonya. Ketiga bagian ini adalah internal risk, external risk, dan strategy risk

Internal risk adalah resiko yang disebabkan oleh aktivitas internal, seperti karyawan, produksi, inventory, dan sejenisnya. Sementara external risk merupakan resiko-resiko yang datang dari luar perusahaan dan tidak dapat dikontrol secara langsung tapi bisa kita manage resikonya, misalnya saja pandemi COVID-19. Sementara strategy risk adalah resiko yang harus dihadapi perusahaan ketika melakukan corporate action, seperti saat melakukan kerjasama atau mengakuisisi perusahaan lain. Setelah resiko terbagi, beliau membagikan cara yang beliau gunakan dalam menekan dan menyelesaikan resiko-resiko tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membagi resiko ke dalam beberapa lini untuk ditentukan siapa yang harus menghadapinya sehingga semua lini resiko dapat ter-cover oleh pihak atau bagian yang kompeten.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara ekstra ketika melakukan audit. Tidak hanya berpusat pada laporan-laporan, tapi setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah lifestyle dari karyawan. Gaya hidup bisa menjadi pemicu seseorang melakukan kecurangan ataupun tindakan negatif lainnya, seperti mencuri, melakukan KKN, dan penyalahgunaan wewenang. Kedua adalah koneksi. Siapa saja yang bekerja sama dengan perusahaan kita, siapa yang bertanggung jawab, apakah kerja sama atau orang-orang yang terlibat real atau tidak, ini semua perlu diperhatikan alurnya. Yang ketiga adalah lokasi. Jalur distribusi yang panjang dapat membuka peluang terjadinya kecurangan dan penipuan.

Dari pengalaman beliau selama bertahun-tahun mengaudit berbagai perusahaan, beliau menyatakan, lebih baik perusahaan yang memiliki sistem biasa saja tapi memiliki karyawan yang jujur dibandingkan sistem yang luar biasa tapi karyawan tidak jujur. Beberapa kesimpulan yang didapat dari sesi beliau yaitu, Pertama, penting untuk menciptakan lingkungan yang baik dan positif. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan lingkungan perusahaan yang sehat secara top down. Kedua, melakukan risk mapping dan control self awareness. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karyawan akan merasa ringkuh dan risih untuk melakukan hal yang tidak baik. 

Ketiga, adalah dual controll process. Melakukan pengecekan dan memperhatikan pelaksanaan visi, misi, core value perusahaan, dan control environment. Perlu diperhatikan juga resiko eksternal karena berpengaruh besar pada kondisi keuangan. Keempat, yaitu jangan mempercayakan perusahaan sepenuhnya pada satu orang atau orang-orang tertentu karena akan berakibat fatal pada kondisi perusahaan apabila terjadi sesuatu. Dan yang Kelima, adalah tekan angka estimasi kerugian. 

Dari pengalaman beliau, ketika perusahaan memperkirakan loss dalam jumlah tertentu, ada kecenderungan budget loss tersebut tercapai. Karena itu, beliau tidak menganjurkan untuk menentukan budget loss. Sebagai penutup, beliau menyimpulkan, ketika lingkungan kerja perusahaan bagus, SOP, policy dan sebagainya akan mengikuti karena orang di dalam perusahaan sudah memiliki kesadaran diri.

Related Posts

No results found.

Menu